Serba-serbi Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

diabetes gestasional

Selama hamil, tubuh Ibu mengalami banyak perubahan hormon untuk mendukung tumbuh kembang janin. Namun, pada sebagian perempuan, perubahan ini justru bisa menyebabkan diabetes gestasional, yaitu kondisi ketika kadar gula darah meningkat selama kehamilan.

Kondisi ini sering kali tidak menimbulkan gejala jelas, tapi bisa berdampak besar pada kesehatan Ibu dan bayi jika tidak dikelola dengan baik. Yuk, kenali penyebab, ciri-ciri, dan cara mengatasinya agar kehamilan tetap aman dan sehat.

Apa Itu Diabetes Gestasional?

Diabetes gestasional adalah jenis diabetes yang hanya terjadi selama masa kehamilan. Kondisi ini terjadi ketika tubuh Ibu tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah cukup untuk mengatur kadar gula darah yang meningkat akibat perubahan hormon.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), diabetes gestasional biasanya muncul pada trimester kedua atau ketiga kehamilan dan umumnya menghilang setelah melahirkan. Namun, Ibu yang pernah mengalaminya memiliki risiko lebih tinggi mengalami diabetes tipe 2 di kemudian hari.

Seberapa Sering Diabetes Gestasional Terjadi?

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melaporkan bahwa sekitar 6–9% ibu hamil mengalami diabetes gestasional setiap tahunnya. Angka ini meningkat pada perempuan dengan riwayat keluarga diabetes atau berat badan berlebih sebelum hamil.

Di negara berkembang, termasuk Indonesia, prevalensinya cenderung meningkat seiring perubahan pola makan dan gaya hidup. Karena sering tanpa gejala, pemeriksaan rutin kadar gula darah selama kehamilan sangat penting untuk deteksi dini, ya Bu.

Gejala dan Ciri-Ciri Diabetes Gestasional

Sebagian besar Ibu dengan diabetes gestasional tidak menyadari kondisinya karena gejalanya ringan atau menyerupai kehamilan normal. Namun, Mayo Clinic dan Healthline mencatat beberapa tanda yang perlu diwaspadai:

1. Rasa Haus yang Berlebihan

Tubuh Ibu mencoba mengeluarkan kelebihan gula melalui urine, sehingga Ibu sering merasa haus.

2. Sering Buang Air Kecil

Kadar gula tinggi memaksa ginjal bekerja lebih keras, membuat frekuensi buang air kecil meningkat, terutama di malam hari.

3. Mudah Lelah

Kelelahan terjadi karena sel tubuh kesulitan menggunakan glukosa sebagai sumber energi.

4. Penglihatan Kabur

Lonjakan gula darah bisa membuat cairan berpindah ke lensa mata, sehingga penglihatan menjadi buram sementara.

5. Infeksi Vagina atau Saluran Kemih yang Berulang

Kadar gula tinggi menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan jamur dan bakteri.

6. Mual atau Penurunan Energi

Beberapa Ibu merasa lemas dan kehilangan tenaga, terutama setelah makan.

Penyebab Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional terjadi ketika hormon kehamilan mengganggu kerja insulin — hormon yang mengatur kadar gula darah.
Selama kehamilan, plasenta menghasilkan hormon seperti human placental lactogen (hPL) dan cortisol yang dapat menurunkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.

Menurut Cleveland Clinic, tubuh Ibu biasanya akan meningkatkan produksi insulin hingga tiga kali lipat untuk mengimbangi perubahan ini. Namun, pada beberapa Ibu, pankreas tidak mampu menghasilkan cukup insulin, sehingga kadar gula darah meningkat.

Faktor Risiko Diabetes Gestasional

Beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko Ibu mengalami diabetes gestasional, di antaranya:

  • Riwayat keluarga diabetes tipe 2.
  • Usia >30 tahun saat hamil.
  • Berat badan berlebih atau obesitas sebelum hamil.
  • Pernah melahirkan bayi dengan berat >4 kg.
  • Riwayat diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya.
  • Penyakit sindrom ovarium polikistik (PCOS).
  • Riwayat keguguran berulang.

Menurut American Diabetes Association (ADA), perempuan dengan dua atau lebih faktor risiko sebaiknya melakukan pemeriksaan kadar gula darah lebih awal, bahkan sebelum usia kehamilan 24 minggu.

Cara Diagnosis Diabetes Gestasional

Pemeriksaan laboratorium menjadi satu-satunya cara pasti untuk mendiagnosis diabetes gestasional. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada usia kehamilan 24–28 minggu, atau lebih cepat bila Ibu berisiko tinggi.

1. Tes Skrining Glukosa (Glucose Challenge Test)

Ibu akan diminta meminum cairan gula, lalu dilakukan pemeriksaan darah satu jam kemudian. Jika kadar gula ≥140 mg/dL, dokter akan melanjutkan ke tes toleransi glukosa.

2. Tes Toleransi Glukosa Oral (OGTT)

Tes ini dilakukan setelah puasa. Ibu akan meminum larutan glukosa, lalu kadar gula darah diperiksa pada jam ke-1, ke-2, dan ke-3.
Diagnosis diabetes gestasional ditegakkan jika dua atau lebih hasil tes menunjukkan kadar glukosa melebihi batas normal (≥180 mg/dL pada jam pertama).

Menurut ACOG, pemeriksaan ini aman dan sangat akurat untuk menentukan apakah kadar gula darah Ibu normal atau tidak.

Pengobatan Diabetes Gestasional

Penanganan diabetes gestasional bertujuan menjaga kadar gula darah tetap normal agar kehamilan berlangsung sehat.
Sebagian besar kasus bisa dikendalikan dengan pola makan dan olahraga ringan, tetapi sebagian Ibu memerlukan terapi tambahan.

1. Perubahan Pola Makan

Konselor gizi akan membantu Ibu membuat rencana makan seimbang dengan porsi kecil tapi sering. Mayo Clinic menyarankan makanan tinggi serat (sayur, buah, gandum utuh) dan membatasi karbohidrat olahan seperti roti putih dan makanan manis.

2. Olahraga Teratur

Aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki 30 menit per hari dapat membantu tubuh menggunakan glukosa secara efisien. Namun, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memulai rutinitas olahraga, ya Bu.

3. Pemantauan Gula Darah

Ibu akan diminta memeriksa kadar gula darah di rumah menggunakan glucometer beberapa kali sehari — terutama sebelum dan sesudah makan.

4. Terapi Insulin

Jika perubahan gaya hidup belum cukup, dokter mungkin meresepkan insulin suntik, karena obat oral tidak selalu aman untuk ibu hamil. ACOG menegaskan bahwa insulin adalah terapi paling efektif untuk menjaga kadar gula tetap stabil tanpa memengaruhi janin.

Pengelolaan dan Gaya Hidup untuk Ibu dengan Diabetes Gestasional

Selain pengobatan medis, gaya hidup sehat berperan besar dalam mengendalikan kadar gula darah.

1. Jaga Pola Makan Seimbang

Fokus pada sumber karbohidrat kompleks (nasi merah, oatmeal, kentang rebus) dan batasi makanan manis. Kombinasikan dengan protein dan lemak sehat seperti ikan, alpukat, dan kacang-kacangan.

2. Hindari Lonjakan Gula Darah

Makan dalam porsi kecil tapi sering, dan hindari minuman manis. ADA menyarankan Ibu untuk tidak melewatkan sarapan dan selalu menyertakan serat di setiap makan.

3. Istirahat Cukup dan Kelola Stres

Tidur yang cukup membantu menjaga keseimbangan hormon insulin. Meditasi atau pernapasan dalam juga dapat membantu menurunkan kadar kortisol yang memengaruhi gula darah.

4. Rutin Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan rutin penting untuk memantau pertumbuhan janin, cairan ketuban, dan tekanan darah. Biasanya dokter akan melakukan USG lebih sering untuk memastikan bayi tumbuh sesuai usia kehamilan.

5. Rencanakan Persalinan dengan Dokter

Jika kadar gula darah tetap tinggi meski sudah diatur, dokter mungkin merekomendasikan persalinan lebih awal untuk mencegah komplikasi seperti berat badan janin berlebih (macrosomia).

Pantangan bagi Ibu Hamil dengan Diabetes Gestasional

Ibu dengan diabetes gestasional perlu membatasi beberapa jenis makanan agar kadar gula darah tetap stabil:

  • Minuman manis (soda, jus kemasan, sirup).
  • Roti putih, mie instan, dan makanan tinggi tepung.
  • Gorengan dan makanan tinggi lemak jenuh.
  • Kue, biskuit, dan cemilan tinggi gula.
  • Buah tinggi gula seperti durian dan mangga matang dalam jumlah banyak.

Sebagai gantinya, Ibu bisa memilih buah rendah indeks glikemik seperti apel, pir, dan jambu.

Komplikasi Diabetes Gestasional Bila Tidak Ditangani

Jika tidak dikelola dengan baik, kadar gula darah tinggi bisa menimbulkan risiko serius seperti:

  • Berat badan janin berlebih (macrosomia).
  • Persalinan sesar (C-section) akibat ukuran janin besar.
  • Hipoglikemia pada bayi setelah lahir.
  • Preeklamsia atau tekanan darah tinggi pada Ibu.
  • Risiko diabetes tipe 2 pasca melahirkan.

Mayo Clinic menekankan bahwa pengelolaan yang baik selama kehamilan dapat menurunkan risiko komplikasi hingga lebih dari 80%.

Diabetes gestasional adalah kondisi medis yang serius namun dapat dikelola dengan baik bila terdeteksi sejak dini. Dengan pola makan seimbang, olahraga rutin, dan pemeriksaan gula darah teratur, Ibu bisa tetap menjalani kehamilan yang sehat.

Jika Ibu memiliki faktor risiko atau mulai mengalami gejala seperti sering haus dan cepat lelah, segera lakukan pemeriksaan. Penanganan cepat akan membantu menjaga kesehatan Ibu dan bayi hingga proses persalinan. Ibu bisa melakukan pemeriksaan kandungan dan konsultasi dokter kandungan di IWCC. Klinik IWCC melayani kebutuhan pemeriksaan kadar gula darah, nutrisi, dan perencanaan persalinan aman.

Referensi

  1. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). Gestational Diabetes Mellitus: Screening and Management.
  2. American Diabetes Association (ADA). Standards of Medical Care in Diabetes – Pregnancy.
  3. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Gestational Diabetes.
  4. Mayo Clinic. Gestational Diabetes – Causes, Symptoms, and Treatment.
  5. Cleveland Clinic. Gestational Diabetes: Diagnosis and Management.
  6. Healthline. Managing Gestational Diabetes During Pregnancy.
  7. National Institutes of Health (NIH). Nutrition and Lifestyle Recommendations for Gestational Diabetes.