Anemia pada Ibu Hamil: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Selama masa kehamilan, tubuh Ibu membutuhkan lebih banyak darah untuk mengalirkan oksigen ke janin. Bila kadar hemoglobin (Hb) menurun, Ibu bisa mengalami anemia pada ibu hamil, yaitu kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah sehat untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh dan janin.

Menurut World Health Organization (WHO), anemia dalam kehamilan terjadi bila kadar Hb di bawah 11 g/dL pada trimester 1 dan 3, atau di bawah 10,5 g/dL pada trimester 2. Kondisi ini cukup umum, tapi jika dibiarkan tanpa penanganan, dapat memengaruhi kesehatan Ibu dan perkembangan janin, terutama pada trimester akhir.

Jenis-Jenis Anemia yang Umum Terjadi pada Ibu Hamil

Tidak semua anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi, Bu. Ada beberapa jenis anemia yang umum dialami selama kehamilan, dan masing-masing memiliki penyebab serta cara penanganan yang berbeda.

1. Anemia Defisiensi Zat Besi

Jenis ini paling sering dialami oleh ibu hamil. Zat besi dibutuhkan untuk membentuk hemoglobin yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Bila kekurangan zat besi, tubuh Ibu akan kesulitan memproduksi sel darah merah sehat.

Akibatnya, Ibu bisa merasa lemas, cepat lelah, dan pusing. Untuk mencegahnya, konsumsi makanan kaya zat besi seperti daging tanpa lemak, hati ayam, sayuran hijau, dan kacang-kacangan secara rutin, ya Bu.

2. Anemia Defisiensi Asam Folat

Asam folat berperan penting dalam pembentukan sel darah merah dan perkembangan janin. Kekurangan folat dapat menyebabkan anemia sekaligus meningkatkan risiko cacat tabung saraf pada bayi.

ACOG menyarankan Ibu memenuhi kebutuhan folat dari sayuran hijau, kacang-kacangan, atau suplemen prenatal yang diresepkan dokter. Asupan folat yang cukup akan mendukung pertumbuhan janin dengan optimal.

3. Anemia Defisiensi Vitamin B12

Vitamin B12 dibutuhkan untuk menjaga fungsi saraf dan pembentukan sel darah merah. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan kelelahan, kesemutan, dan gangguan konsentrasi.

Ibu yang tidak mengonsumsi produk hewani lebih berisiko mengalami defisiensi B12. Untuk mengatasinya, perbanyak konsumsi telur, susu, ikan, atau suplemen vitamin B12 sesuai saran dokter.

Penyebab Anemia pada Ibu Hamil

Anemia saat hamil bisa terjadi karena berbagai faktor, mulai dari kekurangan nutrisi hingga kondisi fisik tertentu. Mengenali penyebabnya membantu Ibu mencegahnya sejak dini.

1. Kekurangan Zat Besi dan Asam Folat

Kedua nutrisi ini penting untuk membentuk hemoglobin. Jika asupan harian Ibu kurang, tubuh tidak dapat memproduksi cukup sel darah merah, sehingga kadar Hb menurun.

Untuk mengatasinya, Ibu perlu makan makanan kaya zat besi dan folat setiap hari. Kombinasikan dengan sumber vitamin C seperti jeruk atau tomat agar penyerapannya lebih optimal.

2. Mual dan Muntah Berlebihan (Hiperemesis Gravidarum)

Mual saat hamil bisa menyebabkan anemia. Pasalnya mual yang berlebihan membuat Ibu sulit makan dan menyerap nutrisi penting. Kondisi ini sering muncul pada trimester pertama dan bisa menyebabkan anemia ringan.

Coba konsumsi makanan ringan bernutrisi seperti sup ayam hangat atau biskuit gandum untuk membantu tubuh tetap bertenaga. Bila mual makin berat, segera konsultasikan dengan dokter agar tidak mengganggu kesehatan Ibu dan janin.

3. Kehamilan Kembar atau Jarak Kehamilan Terlalu Dekat

Membawa lebih dari satu janin berarti tubuh memerlukan lebih banyak zat besi untuk memproduksi sel darah merah tambahan. Hal ini juga berlaku bila jarak kehamilan terlalu dekat.

Setelah melahirkan, beri waktu tubuh untuk memulihkan cadangan zat besi sebelum hamil lagi. Jika sedang hamil kembar, pastikan Ibu memeriksakan kadar Hb lebih sering agar kebutuhan darah selalu terpenuhi.

4. Pendarahan Ringan yang Tidak Disadari

Pendarahan kecil seperti gusi berdarah atau wasir bisa membuat tubuh kehilangan darah perlahan. Walau terlihat ringan, bila dibiarkan terus-menerus, kadar Hb bisa turun secara signifikan.

Biasakan periksa kondisi tubuh secara rutin, ya Bu. Bila sering melihat darah saat menyikat gigi atau buang air besar, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter kandungan.

Ciri-Ciri Anemia pada Ibu Hamil

Gejala anemia sering kali terasa samar di awal, tapi bisa menjadi parah bila tidak segera diatasi. Berikut tanda-tanda yang perlu Ibu waspadai.

1. Tubuh Mudah Lelah dan Lemas

Saat darah kekurangan oksigen, energi dalam tubuh menurun drastis. Akibatnya, Ibu bisa merasa cepat lelah bahkan setelah beraktivitas ringan.

Coba beristirahat lebih banyak dan jaga pola makan seimbang. Bila rasa lemas terus berlanjut, periksakan kadar Hb untuk memastikan penyebab pastinya, ya Bu.

2. Wajah Pucat dan Bibir Memutih

Perubahan warna kulit dan bibir yang memucat bisa menjadi tanda anemia ringan. Hal ini karena darah Ibu tidak cukup membawa oksigen ke jaringan tubuh.

Perhatikan warna kulit di telapak tangan dan bawah kelopak mata. Jika tampak lebih pucat dari biasanya, segera lakukan pemeriksaan darah.

3. Pusing, Napas Pendek, dan Jantung Berdebar

Kekurangan hemoglobin menyebabkan oksigen ke otak dan jantung berkurang. Hal ini dapat menimbulkan pusing, sesak napas, atau detak jantung cepat.

Jika gejala ini muncul sering, segera konsultasi ke dokter. Terutama bila Ibu merasa sulit bernapas atau jantung berdetak lebih cepat dari biasanya.

Dampak Anemia bagi Ibu dan Janin

Bila tidak ditangani, anemia bisa menimbulkan berbagai komplikasi yang berdampak pada kesehatan Ibu dan bayi.

Risiko Kelahiran Prematur dan Berat Badan Bayi Rendah

Kadar Hb yang rendah membuat pasokan oksigen ke janin berkurang. Akibatnya, pertumbuhan janin bisa melambat dan berisiko lahir sebelum waktunya.

Untuk mencegah hal ini, Ibu perlu menjaga kadar Hb tetap stabil dengan pola makan bergizi dan pemeriksaan darah rutin.

Gangguan Perkembangan Otak dan Saraf Bayi

Kekurangan zat besi jangka panjang dapat memengaruhi perkembangan saraf janin. Menurut Healthline, hal ini bisa berdampak pada kemampuan belajar anak di masa depan.

Pastikan Ibu mengonsumsi cukup zat besi sejak trimester awal agar janin tumbuh sehat dan otaknya berkembang optimal.

Cara Mengatasi Anemia pada Ibu Hamil

Menangani anemia tidak bisa dilakukan secara instan, tapi dengan langkah yang konsisten dan terarah, kadar Hb bisa kembali normal.

Konsumsi Makanan Kaya Zat Besi

Daging merah, hati ayam, bayam, dan brokoli termasuk sumber zat besi terbaik. Pilih menu yang bervariasi agar Ibu tidak mudah bosan dan kebutuhan gizi tetap seimbang.

Tambahkan buah kaya vitamin C seperti jeruk atau jambu untuk membantu penyerapan zat besi. Hindari minum teh atau kopi setelah makan karena dapat menghambat penyerapan mineral.

Minum Suplemen Zat Besi dan Asam Folat

WHO merekomendasikan ibu hamil mengonsumsi zat besi 30–60 mg dan asam folat 400–500 mcg per hari. Suplemen ini penting untuk mencegah anemia sejak awal kehamilan.

Minum suplemen setelah makan untuk mengurangi efek samping seperti mual atau sembelit. Jika tablet terasa berat, tanyakan pada dokter tentang alternatif bentuk cair atau kunyah.

Perhatikan Kombinasi Suplemen

Zat besi dan kalsium sebaiknya tidak diminum bersamaan karena dapat menghambat penyerapan. Beri jeda minimal dua jam di antara keduanya, ya Bu.

Bila Ibu juga mengonsumsi vitamin kehamilan lain, sesuaikan waktu minum agar manfaatnya tidak saling meniadakan.

Penuhi Kebutuhan Vitamin B12

Vitamin B12 membantu menjaga keseimbangan darah dan sistem saraf. Ibu bisa mendapatkannya dari susu, ikan, telur, atau daging tanpa lemak.

Kalau Ibu jarang makan makanan hewani, suplemen B12 bisa menjadi pilihan yang aman sesuai rekomendasi dokter.

Cara Mencegah Anemia pada Ibu Hamil

Mencegah anemia lebih mudah daripada mengobati. Langkah sederhana berikut bisa Ibu lakukan sejak awal kehamilan untuk menjaga kadar Hb tetap normal.

Makan Makanan Bergizi Seimbang

Pastikan menu harian mengandung protein, zat besi, vitamin C, dan sayuran hijau. Pilih makanan rumahan yang segar agar nutrisinya tetap terjaga.

Variasikan lauk setiap hari agar Ibu tidak cepat bosan, misalnya dengan bergantian antara daging ayam, ikan, dan tahu tempe.

Minum Suplemen Secara Teratur

Suplemen zat besi dan folat direkomendasikan sepanjang kehamilan. Jangan hentikan penggunaannya tanpa saran dokter karena tubuh Ibu membutuhkannya setiap hari.

Jika Ibu sering lupa, coba buat pengingat di ponsel atau konsumsi bersamaan dengan waktu makan malam agar lebih mudah diingat.

Lakukan Pemeriksaan Hb Secara Berkala

Pemeriksaan darah membantu mendeteksi anemia sejak dini sebelum gejala terasa berat. Biasanya dilakukan setiap trimester di fasilitas kesehatan.

Dengan deteksi dini, dokter bisa menyesuaikan dosis suplemen atau pola makan Ibu agar kadar Hb tetap ideal selama kehamilan.

Anemia pada ibu hamil adalah kondisi umum tapi tidak boleh dianggap remeh. Kekurangan zat besi, folat, atau vitamin B12 dapat memengaruhi kesehatan Ibu dan perkembangan janin.

Dengan pola makan bergizi, suplemen teratur, dan pemeriksaan darah rutin, anemia bisa dicegah dan dikendalikan. Yuk, jaga kadar Hb agar Ibu tetap bugar dan si kecil tumbuh sehat sampai hari lahir tiba.

Yuk, segera konsultasi dengan dokter kandungan di IWCC Clinic jika Ibu ada keluhan selama kehamilan.

Referensi

  1. World Health Organization (WHO). Haemoglobin Concentrations for the Diagnosis of Anaemia.
  2. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). Anemia in Pregnancy.
  3. Mayo Clinic. Anemia During Pregnancy: Symptoms and Causes.
  4. Cleveland Clinic. Iron Deficiency Anemia During Pregnancy.
  5. Healthline. How to Manage Anemia During Pregnancy.